- Dinkominfostasandi Ikuti Bimtek Program Pengendalian Gratifikasi
- [HOAKS] Presiden Prabowo Sahkan Hukuman Mati untuk Kepala Daerah Koruptor
- [HOAKS] Tutup Segel Aqua Rusak karena Disuntik Formalin
- [HOAKS] Kemensos Kerja Sama dengan Telegram untuk Salurkan Bansos
- [HOAKS] Tautan Undian Berhadiah Mengatasnamakan BCA
- [HOAKS] Sertifikat Elektronik Merupakan Rencana Mafia Tanah Ambil Tanah Masyarakat
- [HOAKS] Akun WhatsApp Mengatasnamakan Anggota Dewan Komisioner OJK Hasan Fawzi
- [HOAKS] Memutihkan Wajah Menggunakan Pasta Gigi
- Bupati dan Wakil Bupati Periode 2025-2030
- Dinkominfostasandi Kabupaten Purworejo Gelar Bimtek Penyusunan DIP dan DIK
Kominfo Goes to the Radio: Purworejo Menuju Bebas Stunting

Keterangan Gambar : Kepala DINSOSDALDUKKB, Ahmad Jaenudin SIP MM
Purworejo,
Dinkominfostasandi Kabupaten Purworejo
– Selasa, 16 Juli 2024, Telah terselenggara program Kominfo Goes to the Radio
(KGTR) di LPPL Radio Irama FM Purworejo. Acara ini disiarkan secara langsung di
kanal Youtube Kominfo Purworejo dan channel 88.5 MHz LPPL Irama FM. Acara
dibuka oleh MC Ayu TSR dengan menyapa tamu yang hadir, pendengar radio dan juga
penonton live streaming. Selanjutnya Sondong dan Benjet memandu dialog
interaktif dengan gaya khasnya yang lucu sebagai moderator.
Kominfo
Goes to the Radio kali ini membahas tema
Percepatan Penurunan Stunting. Dengan menghadirkan narasumber dari Dinas
Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DINSOSDALDUKKB) Kabupaten
Purworejo dan Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo.
Kepala DINSOSDALDUKKB Kabupaten Purworejo, Ahmad Jaenudin SIP MM menyampaikan bahwa permasalahan stunting menjadi salah satu tugas penting bagi instansi. Peran DINSOSDALDUKKB Kabupaten Purworejo dalam permasalahan stunting adalah untuk mengupayakan terbentuknya keluarga berkualitas dan bebas stunting. Salah satunya dengan mengarahkan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam program-program pemerintah. Sehingga saat sudah waktunya nanti harapannya dapat melahirkan keturunan yang sehat jasmani dan rohani.
"Di
program keluarga berencana targetnya untuk membentuk keluarga yang berkualitas,
punya keturunan yang sehat jasmani dan rohani. Nah salah satu indikator sehat
jasmani ini adalah tidak stunting," ujarnya.
Berdasarkan
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) angka stunting di Kabupaten Purworejo masih
cukup tinggi, yaitu 20,6 persen pada tahun 2023. Meski demikian angka tersebut
telah mengalami penurunan 0,7 persen dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 21,3
persen.
Ahmad Jaenudin menyebutkan, DINSOSDALDUKKB Kabupaten Purworejo juga melakukan program Percepatan Penurunan Stunting (PPS). Upaya penurunan stunting dilakukan mulai dari pencegahan. Caranya, bagi remaja putri, sebelum menikah diimbau untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Dengan begitu diharapkan dapat mencegah anak keturunan yang lahir agar tidak stunting.
“Untuk
masyarakat persiapkan remaja putri yang sehat, calon pengantin yang sehat dan
usianya yang sudah matang. Saat hamil penuhi nutrisi yang cukup,” imbau
Jaenudin.
Masyarakat
sering kali menganggap stunting sebagai penyakit, namun anggapan itu tidak
benar. Menurut dr Nursalim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo stunting
adalah kondisi gagal tumbuh yang disebabkan oleh kekurangan gizi dan bersifat
kronis yang terjadi pada usia sampai dengan 59 bulan, yang berakibat pada perkembangan
fisiknya. Dimana tinggi badan lebih rendah dibandingkan anak seusianya.
dr
Nursalim menambahkan, "Jika anak sudah usia 5 tahun keatas, walaupun
tinggi badan dan panjang badannya lebih rendah daripada rata-rata anak
seusianya tidak dikatakan stunting."
Disampaikan
pula, pada bulan Juni lalu Pemerintah Kabupaten Purworejo telah melakukan
intervensi serentak, dengan penimbangan dan pengukuran bagi balita yang ada di
Kabupaten Purworejo. Hasil dari kegiatan intervensi serentak ini, prevalensi
stunting di Kabupaten Purworejo mencapai angka 14,68 persen. Target prevalensi
stunting nasional untuk awal tahun 2024 sendiri yaitu 14 persen.
"Alhamdulillah
penimbangan dan pengukuran balita serentak kemarin cakupannya sudah 100 persen.
Hasil dari kegiatan intervensi serentak itu prevalensi stunting di Kabupaten
Purworejo yaitu 14,68 persen, ini sudah mendekati target nasional," ucap
Nursalim.
Melalui
kegiatan Kominfo Goes to the Radio ini diharapkan dapat menyebarluaskan
informasi yang penting bagi masyarakat. Terutama dalam upaya percepatan
penurunan stunting, harapannya informasi yang disampaikan melalui program ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga visi misi pemkab untuk Purworejo
bebas stunting dapat terwujud.