- Dinkominfostasandi Ikuti Bimtek Program Pengendalian Gratifikasi
- [HOAKS] Presiden Prabowo Sahkan Hukuman Mati untuk Kepala Daerah Koruptor
- [HOAKS] Tutup Segel Aqua Rusak karena Disuntik Formalin
- [HOAKS] Kemensos Kerja Sama dengan Telegram untuk Salurkan Bansos
- [HOAKS] Tautan Undian Berhadiah Mengatasnamakan BCA
- [HOAKS] Sertifikat Elektronik Merupakan Rencana Mafia Tanah Ambil Tanah Masyarakat
- [HOAKS] Akun WhatsApp Mengatasnamakan Anggota Dewan Komisioner OJK Hasan Fawzi
- [HOAKS] Memutihkan Wajah Menggunakan Pasta Gigi
- Bupati dan Wakil Bupati Periode 2025-2030
- Dinkominfostasandi Kabupaten Purworejo Gelar Bimtek Penyusunan DIP dan DIK
Layani Streaming Kegiatan Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
.jpg)
Keterangan Gambar : Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH Dalam Kegiatan Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
Purworejo, Dinkominfostasandi Kabupaten Purworejo
– Jumat, 21 Juni 2024, Kegiatan Sinergi dan Kolaborasi Tenaga Lini Lapangan
Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Pendopo Rumah Dinas
Bupati Purworejo dihadiri Kepala BKKBN RI Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K). Kedatangannya
disambut Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH dan Pj Sekda Drs Achmad Kurniawan
Kadir MPA beserta pejabat Perangkat Daerah terkait. Dalam kesempatan ini Bupati
didampingi Kepala BKKBN RI menyerahkan santunan secara simbolis untuk 10
penerima manfaat.
Dalam sambutannya Bupati
mengatakan bahwa berdasarkan Survey Kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting
di Kabupaten Purworejo masih cukup tinggi yakni 20,6 persen di tahun 2023.
Meski demikian angka tersebut sudah mengalami penurunan 0,7 persen dari tahun
2022 sebesar 21,3 persen. Untuk itu, Bupati minta jajarannya harus bekerja
lebih keras dan lebih cerdas dalam menanganinya.
"Stunting bukan hanya
masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi yang berdampak pada
masa depan anak-anak kita dan bangsa ini. Oleh karena itu sinergi dan
kolaborasi harus terus ditingkatkan," tandasnya.
Kepala BKKBN menegaskan
bahwa kader, tim pendamping keluarga, PKK, bidan, bukan segala-segalanya. Tapi
tanpa mereka, pemerintah tidak ada apa-apanya.
Lebih lanjut dipaparkan
bahwa sekarang ini memang era bonus demografi, yang membuat tekanan tersendiri.
Maka kita yang harus merubah sikap.
"Karena yang namanya
era bonus demografi itu, SDM-nya harus unggul, stuntingnya harus rendah, "
tegasnya.
Dijelaskan bahwa pada era
bonus demografi, banyak orang muda yang produktif, yang tua belum terlalu
banyak. Orang-orang muda KB-nya sukses, sehingga jumlah anaknya tidak terlalu
banyak.
”Kalau mau kaya ya
sekarang, kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau tidak oleh kita oleh siapa
lagi. Coba dibayangkan dalam satu rumah tangga yang kerja empat orang, neneknya
tinggal satu, balitanya cuma satu atau dua. Nek ra sugih yo kebangetan,"
katanya.
Saat sesi doorstop, Kepala
BKKBN optimis bahwa Kabupaten Purworejo dapat menurunkan angka stunting dibawah
20 persen. Namun ia minta agar 1500 TPK (tim pendamping keluarga) yang ada,
untuk terus meningkatkan kinerjanya.
Dimintai pendapatnya, Asri
yang merupakan salah satu penyuluh KB mengungkapkan, dalam menyongsong generasi
emas dibutuhkan langkah yang tepat, sesuai dengan permasalahan yang marak di
lingkungan remaja. Salah satunya remaja diberikan edukasi untuk menghindarkan
diri dari seks bebas, pernikahan dini dan napza.
"Peran Lini Lapangan,
penyuluh KB dan PPKBD menjadi ujung tombak menyukseskan program ini. Selain
itu, pada tingkat dasar sangat penting kolaborasi lintas sektor dan langkah
pasti, yakni edukasi calon pengantin, pendampingan dengan kader TPK, intervensi
serentak melalui posyandu dan pemantauan ibu hamil sampai melahirkan,"
katanya.